Jumat, 22 April 2016

Menangkap Pesan dibalik Peristiwa Isa dan Mi'raj

MENANGKAP PESAN DIBALIK PERISTIWA ISRA' MI'RAJ

Bulan Rajab merupakan bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Allah telah menciptakan perhitungan bulan sebanyak 12 bulan dan terdapat empat bulan haram termasuk diantaranya bulan Rajab. Mengingat betapa agungnya bulan Rajab, beraneka cara umat Islam untuk mengagungkannya diantaranya dengan melakukan amaliah sunnah seperti melakukan ibadah puasa, memperbanyak dzikir dan istighfar, sedekah Rajab serta memperbanyak do'a Rajab.

Disamping ritual diatas, bulan Rajab bagi umat Islam terdapat momentum yang sangat agung yaitu peristiwa Isra' dan Mi'raj. Walaupun tidak semua umat Islam sepakat merayakan dan memperingatinya namun sebagian umat Islam terutama dinegara kita Indonesia menyambutnya dengan berbagai tabligh akbar. Penolakan terhadap peringatan Isra' Mi'raj merupakan buah pemikiran tentang doktrin bid'ah yang tidak pernah dirayakan oleh Rasulullah beserta para Sahabatnya. Kontrversi penolakan juga semakin menguat karena belum adanya kesepakatan kapan tepatnya peristiwa malam agung tersebut terjadi. Mayoritas umat Islam meyakini bahwa malam agung tersebut terjadi pada malam 27 dibulan Rajab.

Tulisan ini tidak akan panjang lebar menceritakan prosesi supernatural tentang peristiwa Isra' Mi'raj yang sangat ajaib dan penuh keganjilan namun akan membahas dari sudut pandang yang lain dibalik hikmahnya. Dengan memaparkan sebagian hikmah atau pesannya itu berarti penulis meyakini bahwa kejadian yang sangat luarbiasa diseputar Isra'Mi'raj benar-benar terjadi atas izin Allah.

Adapun diantara pesan atau hikmah mengenai Isra' Mi'raj diantaranya:
  1. Keutamaan ibadah shalat dibandingkan dengan ibadah yang lain. Semua ibadah penting terlebih ibadah wajib dan mahdhah atau yang terperinci mengenai tatalaksananya. Namun ibadah shalat adalah ibadah yang paling utama karena dalam peristiwa Isra' Mi'raj  Rasulullah langsung menghadap Allah untuk menerima perintah shalat lima waktu yang membedakan dengan perintah-perintah ibadah yang lain. Selain itu, shalat merupakan tiang agama, amalan yang pertama kali dihisab dan sebagai benteng muslim-muslimah dalam mencegah kejahatan (tanha anil fahsya'i wal munkar). 
  2. Peristiwa  Isra' Mi'raj merupakan sebuah ujian terhadap kaum muslimin tentang konsistensinya mereka terhadap ajaran Islam. Allah ingin menguji sekaligus memisahkan mana hambanya yang benar-benar beriman atau hanya sekedar ikut-ikutan dalam ajaran Islam. Terbukti setelah kejadian ini, banyak umat Rasulullah yang semula beriman kemudian menjadi murtad dan kafir. Hanya sebagian saja umat Islam yang mampu mempertahankan keimanannya dalam menerima masa-masa yang sangat sulit demikian. Sulit memang untuk mempercayai peristiwa tersebut dengan logika atau nalar sehat namun keimanan merupakan pondasi yang sangat penting untuk mempertahankan sebuah keyakinan yang irrasional dan tidak masuk akal. Islam merupakan agama yang rasional karena pada prinsipnya Islam adalah agama yang sangat simpel dan mudah dilaksanakan namun jika ada sesuatu yang tidak rasional itu pertanda bahwa otak manusia sangat terbatas dan belum sampai ilmunya dalam memahami ilmu Allah. Belakangan ini rahasia Isra' Mi'raj telah terkuak bahkan dapat dijelaskan secara rasional dan dapat dijabarkan secara perhitungan matematis oleh para ilmuwan seiring dengan perkembangan Iptek yang semakin maju.
  3. Dengan adanya Isra' Mi'raj seharusnya merupakan tantangan bagi umat manusia untuk semakin macu dalam mengembangkan keilmuannya. Yang demikian merupakan pelajaran yang berharga bagi orang yang berakal (ulil albab) untuk menyibak rahasia alam semesta. Kemampuan manusia ini harus dikembangkan sebab manusia telah mewarisi alam semesta ini sebagai wakil Allah (khalifatullah) dimuka bumi. Dengan kecanggihan Iptek tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh manusia. Wallahu a'lam.
Maha  Suci Allah, Zat yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari masjid    al-Haram ke masjid al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya yang Kami perlihatkan sebagian dari tanda-tanda ayat Kami. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar  lagi Maha Melihat (Q.S al-Isra: 1)