Rabu, 24 Januari 2018

5 Wasiat dari KH. Ali Maksum untuk Warga NU

من وصايا المكرم العالم الشيخ محمد على معصوم كرافياك رحمه الله وأفاض لنا من بركاته وعلومه ونفحاته وانواره: ١. العلم والتعلم بنهضة العلماء Pertama, yakni al-‘alimu wat ta’alum bi nahdlatil ulama. Warga Nahdliyyin mesti mempelajari apa dan bagaimana NU. ٢. العمل بنهضة العلماء Kedua, yaitu setelah mempelajari juga dianjurkan untuk diamalkan dan diajarkan (al-amalu bi nahdlatil ulama). ٣. الجهاد بنهضة العلماء Ketiga, berjihad sesuai dengan ruh Nahdlatul Ulama yang tercermin dalam Rahmatal lil alamin (Al-Jihadu bi nahdlatil ulama) ٤. الصبر بنهضة العلماء Keempat, ketika kita berjuang harus sabar dengan kemasan Nahdlatul Ulama (Ash-Shabru bi nahdlatil ulama) ٥. الثقة بنهضة العلماء Kelima, setelah semuanya dilakukan kita harus memiliki keyakinan terhadap perjuangan NU (Ats-Tsaqoh bi nahdlatil ulama) Kita harus yakin, bahwa NU merupakan sebuah ormas yang mendapat ridho Allah. Bahwa dengan berjuang bersama NU, akan dapat membawa kita untuk masuk ke surga. Hasyim Asy’ari : “Siapa yang mengurus NU, saya anggap santriku, siapa yang menjadi santriku saya doakan khusnul khotimah beserta keluarganya”. Ridwan Abdullah: “Jangan takut tidak makan kalau berjuang mengurus NU. Yakinlah ! kalau sampai tidak makan, komlainlah aku jika aku masih hidup. Tapi kalau aku sudah mati maka tagihlah kebatu nisanku”. Hasan Genggong : “من اعان نهضةالعلماء، فقدسعدفى الدنياوالأخرة” “Barang siapa yang menolong NU, maka hidup beruntung di dunia dan di akhirat”.

Bumi Berbentuk Bulat atau Datar?

Sejak kita sekolah mulai pendidikan dasar sudah diajarkan bahwa bentuk bumi adalah bulat. Walau demikian, dalam beberapa waktu lalu sempat heboh terkait pandangan mengenai Bumi yang memiliki bentuk datar (Flat Earth/FE). Pendukung bumi datar berargumen dengan ayat Al-Qur'an yang berbunyi: اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ مِهٰدًا ۙ Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan, [QS. An-Naba': Ayat 6] Gagasan Bumi bulat (Globe Earth/GE) diyakini muncul dalam filsafat Yunani dengan munculnya penemuan teori dari Pythagoras (abad ke-6 SM). Sebagian besar masyarakat pra-Sokratik (abad ke 6-5 SM) meyakini model Bumi datar. Teori-teori Bumi datar modern umumnya dicap sebagai pseudosains atau ilmu semu karena bertentangan dengan sains modern. Berkenaan dengan bentuk bumi, Al-Qur'an menjelaskan bahwa bentuk bumi adalah bulat. اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَيُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَّجْرِيْۤ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّاَنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar sampai kepada waktu yang ditentukan. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. [QS. Luqman: Ayat 29] Penjelasan diatas menyatakan bahwa Allah memasukkan malam kedalam siang secara bergantian dan pelahan-lahan yang berarti bumi berputar dalam proses pergantian siang dan malam yang menandakan bentuk bumi bulat. Jika Bumi itu datar, maka tentu akan ada perubahan yang drastis atau mendadak dari malam ke siang dan dari siang ke malam. Dalam surat Az-Zumar juga mengabarkan bahwa bumi berbentuk bulat: خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّ ۚ يُكَوِّرُ الَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ؕ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّى ؕ اَ لَا هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Maha Mulia, Maha Pengampun.[QS. Az-Zumar: Ayat 5] Dalam bahasa Arab yang digunakan adalah Kawwara, yang bermakna tumpang tindih atau melingkar, seperti gulungan kain serban di kepala. Peristiwa tumpang tindih atau melingkar silih bergantinya siang dan malam hanya dapat terjadi jika Bumi berbentuk bulat. Teori Big Bang juga sebagai bukti bahwa bumi berbentuk bulat. Teori Big Bang (ledakan besar) menyebutkan asal mula terbentuknya bumi. Teori ini menyatakan, bahwa alam semesta berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian meledak dan mengembang sekitar 13.700 miliar tahun yang lalu. Serpihan dari ledakan itu membentuk bumi dan planet-planet lainnya. Sementara ini, baik itu pakar dari Barat dan ulama kaum muslimin menerima itu. Begitu meledak, partikel yang ada di ruang udara yang hampa itu terus ada. Bahkan, menurut sebagian ulama bahwa partikel-partikel itu masih terus berjalan, yang akhirnya menjadi bumi. Kemudian Allah menjadikan bumi dingin. Teori Big Bang yang ditemukan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia pada 1920 ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Anbiya ayat 30. Yang mana disebutkan, bahwa langit dan bumi pada awalnya menyatu. اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَـتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَا ؕ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَآءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ؕ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman? [QS. Al-Anbiya: Ayat 30] Bumi berjalan mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi. Teori bumi berjalan dalam peredarannya, ditegaskan dalam surat An-Naml ayat 88, yang berbunyi: وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَّهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ ؕ صُنْعَ اللّٰهِ الَّذِيْۤ اَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ ؕ اِنَّهٗ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَفْعَلُوْنَ Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Maha Teliti apa yang kamu kerjakan. [QS. An-Naml: Ayat 88] Sedangkan bulan mengitari Bumi sebagaimana ayat berikut: وَالشَّمْسِ وَضُحٰٮهَا  ۖ   ۙ وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰٮهَا ۖ ۙ Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari, dan demi bulan apabila mengiringinya. (QS. Asy-Syams: Ayat 1-2) Selanjutnya, teori bumi berjalan dan tidak diam juga tercantum dalam surat Yasin ayat 38-40: "Dan matahari berjalan di tempat peredarannya demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya." Dari ayat tersebut dijelaskan, bahwa semua benda langit termasuk bumi, bulan, matahari, berjalan sesuai garis edarnya. Dalam hal ini, kata 'Yasbahun' atau 'Yasbah' memiliki arti 'berenang'. Maksudnya, semua benda langit itu berenang di cakrawala alam semesta. Yang menjadi kekuasaan Allah, seluruh benda langit itu tidak saling bertabrakan dan bergerak pada garis edarnya masing-masing. Selanjutnya, perbedaan waktu antara satu belahan bagian bumi dengan belahan lainnya juga menunjukkan bahwa bumi itu bulat.

Selasa, 23 Januari 2018

Ulama yang Dikriminalkan atau Kriminal yang Diulamakan?

Sering kita dengar jargon-jargon jangan kriminalkan ulama atau jangan kriminalisasi ulama kami! Sayapun sempat bingung dan panik hingga hari ini karena tidak tahu ulama yang mana yang sedang dikriminalkan. Jika ada ulama yang dikriminalkan tentu sangat jahat sekali orang yang mengkriminalkan. Lantas siapakah orang yang tega mengkriminalkan ulama? Atau jangan-jangan pemerintahan saat ini anti Islam dan anti ulama. Saat ini kebingungan saya semakin bertambah karena orang atau tokoh yang saya yakini sebagai ulama sesuai standar saya yaitu standar nasional dan standar internasional ternyata tak satupun yang sedang dikriminalisasi atau didzalimi. Ulama saya baik-baik saja, tenteram-tenteram saja dan masih sibuk bahagia karena istiqamah mengaji atau mengajarkan ilmu bersama para santri. Jika kemudian ada yang merasa ustadz atau ulamanya dikriminalkan atau didzalimi, ustadz atau ulama yang mana? Benarkah yang mereka anggap terdzalimi sebagai ulama sudah sesuai dan layak disebut sebagai ulama? Benarkah yang mereka anggap ustadznya dikriminalkan memang benar-benar ustadz dan bukan tukang fitnah atau tukang provokasi. Jika suka memfitnah dan memorovokasi apakah masih layak disebut sebagai ustadz dan ulama walau berpakaiakn klimis full islami? Disinilah perlunya kita selektif dan objektif. Tidak tertipu dengan jargon-jargon luar atau simbol-simbol luar yang berbeda dengan isinya atau dalamannya. Jika Islam hanya ditampakkan dari simbol luarnya sedangkan isinya jauh dari nilai-nilai Islam maka tidak layak untuk disebut Islam. Orang yang kerjaannya memprovokasi, menebar fitnah dan kebencian tentu tidak layak untuk disebut sebagai ulama atau ustadz karena ustadz adalah guru yaitu guru bijak yang mengajarkan tentang agama dan perdamaian. Ustadz atau guru memiliki tugas yakni sebagaiborang yang harus digugu (ditaati) dan ditiru. Apakah layak menaati ustadz yang menebarkan kebencian? Dalam sabda nabi, ulama adalah pewaris para nabi yakni mewarisi akhlak dan ilmunya. Ulama adalah publik figur yang didalamnya telah menyatu dan terikat kuat tentang ilmu dan akhlaknya. Karena mereka adalah mwndalam ilmunya sudah tentu mendalam pula akhlaknya karena Islam adalah agama akhlak. Tidak disebut orang yang beragama jika tidak memiliki akhlak. Masih layakkah menyematkan istilah ulama namun faktanya memperkeruh keadaan, anti Pancasila, anti pemerintah dan anti perdamaian? Atau jangan-jangan merekalah pelaku kriminal yang diulamakan. Dengan kenyataan ini, saya semakin yakin bahwa yang sebenarnya tak ada satupun ulama yang dikriminalisasi. Yang terjadi adalah para pelaku kriminal yang berpakaian Islami. Mereka adalah para pelaku kriminal yang kerjaannya menghujat dan menebarkan kebencian ditengah masyarakat. Seluruh ulama saya yang meneduhkan itu adalah mereka yang sangat mencintai Pancasila dan NKRI. Berdamai dengan pemerintah dalam membangun bangsa karena menurut ulama saya, Islam yang sesungguhnya adalah mereka yang tidak anti Pancasila namun menerima Pancasila dengan sepenuh hati. Untuk itu, bagi anda yang merasa ulamanya dikriminalisasi dan didzalimi maka segeralah ajak ulama anda untuk mencintai NKRI. Ajak ulama anda untuk setia kepada Pancasila. Ajak ulama anda untuk menebarkan perdamaian, berhenti menebar teror dan kebencian. Ajak ulama anda untuk amar ma'ruf nahi mungkar dengan cara yang ma'ruf bukan menambah kemungkaran.

Jumat, 22 April 2016

Menangkap Pesan dibalik Peristiwa Isa dan Mi'raj

MENANGKAP PESAN DIBALIK PERISTIWA ISRA' MI'RAJ

Bulan Rajab merupakan bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Allah telah menciptakan perhitungan bulan sebanyak 12 bulan dan terdapat empat bulan haram termasuk diantaranya bulan Rajab. Mengingat betapa agungnya bulan Rajab, beraneka cara umat Islam untuk mengagungkannya diantaranya dengan melakukan amaliah sunnah seperti melakukan ibadah puasa, memperbanyak dzikir dan istighfar, sedekah Rajab serta memperbanyak do'a Rajab.

Disamping ritual diatas, bulan Rajab bagi umat Islam terdapat momentum yang sangat agung yaitu peristiwa Isra' dan Mi'raj. Walaupun tidak semua umat Islam sepakat merayakan dan memperingatinya namun sebagian umat Islam terutama dinegara kita Indonesia menyambutnya dengan berbagai tabligh akbar. Penolakan terhadap peringatan Isra' Mi'raj merupakan buah pemikiran tentang doktrin bid'ah yang tidak pernah dirayakan oleh Rasulullah beserta para Sahabatnya. Kontrversi penolakan juga semakin menguat karena belum adanya kesepakatan kapan tepatnya peristiwa malam agung tersebut terjadi. Mayoritas umat Islam meyakini bahwa malam agung tersebut terjadi pada malam 27 dibulan Rajab.

Tulisan ini tidak akan panjang lebar menceritakan prosesi supernatural tentang peristiwa Isra' Mi'raj yang sangat ajaib dan penuh keganjilan namun akan membahas dari sudut pandang yang lain dibalik hikmahnya. Dengan memaparkan sebagian hikmah atau pesannya itu berarti penulis meyakini bahwa kejadian yang sangat luarbiasa diseputar Isra'Mi'raj benar-benar terjadi atas izin Allah.

Adapun diantara pesan atau hikmah mengenai Isra' Mi'raj diantaranya:
  1. Keutamaan ibadah shalat dibandingkan dengan ibadah yang lain. Semua ibadah penting terlebih ibadah wajib dan mahdhah atau yang terperinci mengenai tatalaksananya. Namun ibadah shalat adalah ibadah yang paling utama karena dalam peristiwa Isra' Mi'raj  Rasulullah langsung menghadap Allah untuk menerima perintah shalat lima waktu yang membedakan dengan perintah-perintah ibadah yang lain. Selain itu, shalat merupakan tiang agama, amalan yang pertama kali dihisab dan sebagai benteng muslim-muslimah dalam mencegah kejahatan (tanha anil fahsya'i wal munkar). 
  2. Peristiwa  Isra' Mi'raj merupakan sebuah ujian terhadap kaum muslimin tentang konsistensinya mereka terhadap ajaran Islam. Allah ingin menguji sekaligus memisahkan mana hambanya yang benar-benar beriman atau hanya sekedar ikut-ikutan dalam ajaran Islam. Terbukti setelah kejadian ini, banyak umat Rasulullah yang semula beriman kemudian menjadi murtad dan kafir. Hanya sebagian saja umat Islam yang mampu mempertahankan keimanannya dalam menerima masa-masa yang sangat sulit demikian. Sulit memang untuk mempercayai peristiwa tersebut dengan logika atau nalar sehat namun keimanan merupakan pondasi yang sangat penting untuk mempertahankan sebuah keyakinan yang irrasional dan tidak masuk akal. Islam merupakan agama yang rasional karena pada prinsipnya Islam adalah agama yang sangat simpel dan mudah dilaksanakan namun jika ada sesuatu yang tidak rasional itu pertanda bahwa otak manusia sangat terbatas dan belum sampai ilmunya dalam memahami ilmu Allah. Belakangan ini rahasia Isra' Mi'raj telah terkuak bahkan dapat dijelaskan secara rasional dan dapat dijabarkan secara perhitungan matematis oleh para ilmuwan seiring dengan perkembangan Iptek yang semakin maju.
  3. Dengan adanya Isra' Mi'raj seharusnya merupakan tantangan bagi umat manusia untuk semakin macu dalam mengembangkan keilmuannya. Yang demikian merupakan pelajaran yang berharga bagi orang yang berakal (ulil albab) untuk menyibak rahasia alam semesta. Kemampuan manusia ini harus dikembangkan sebab manusia telah mewarisi alam semesta ini sebagai wakil Allah (khalifatullah) dimuka bumi. Dengan kecanggihan Iptek tentunya dapat meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh manusia. Wallahu a'lam.
Maha  Suci Allah, Zat yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari masjid    al-Haram ke masjid al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya yang Kami perlihatkan sebagian dari tanda-tanda ayat Kami. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar  lagi Maha Melihat (Q.S al-Isra: 1)


Selasa, 10 Februari 2015

Menuju Islam Rahmatan Lil 'Alamin

Indonesia merupakan negara dengan komunitas muslim terbesar didunia, bahkan jika dibandingkan dengan negara Arab atau negara kawasan Timur Tengah sekalipun kendati populasi komunitas muslim Indonesia tidak mencapai 100 % jika dibandingkan dengan negara-negara Arab.
Meskipun sebagai negara muslim terbesar didunia, kualitas keislaman dan penghayatan terhadap ajaran agama umat Islam Indonesia terbilang masih sangat rendah atau bahkan masih jauh dari nilai-nilai Islam yang normatif dan transendental. Kuantitas atau jumlah mayoritas populasi Islam Indonesia ternyata belum memberikan andil yang signifikan terhadap kehidupan umat secara konkret. Jumlah umat Islam berbanding terbalik terhadap penghayatan terhadap agamanya, akibatnya nilai-nilai keislaman yang seharusnya menjadi nilai filosofis dalam kehidupan ternyata hanya menjadi ritual formalitas semu. Hal ini tampak terlihat dengan masih banyaknya ketimpangan-ketimpangan sosial, anarkisme, tindak kejahatan dan kekerasan hingga eksploitasi seksual yang merajalela.
 Dengan demikian, misi Islam sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil 'alamin) yang diperkenalkan oleh Nabi Muhammad saw. belum sepenuhnya dilaksanakan oleh umat Islam di Indonesia. Hal ini merupakan tugas kita bersama sebagai umat Islam untuk melakukan revolusi sosial dan mental agar umat Islam benar-benar memahami pesan agamanya sehingga kriminalitas yang selama ini masih sering terjadi dapat dibenahi. Jika tidak, maka selamanya umat Islam Indonesia akan kehilangan ruh dan mentalnya untuk menjadi bangsa yang berdaulat dan beradab.

Konsep masyarakat Madani yang diproklamirkan oleh Nabi Muhammad kepada penduduk Yatsrib perlu kita apresiasikan untuk menyelesaikan segala permasalahan umat Islam Islam yang saat ini sudah semakin parah. Masyarakat berperadaban dan berbudaya (tamaddun) dapat menjadi solusi alternatif dan jalan keluar (problem solving) setiap permasalahan umat Islam. Nilai-nilai keislaman yang bersentra pada ajaran al-Qur'an dan as-Sunnah merupakan pilar utama dalam mewujudkan masyarakat Madani. Religiusitas umat Islam Indonesia yang masih sebatas ibadah praktis dan ritual praksis hendaknya diterjemahkan dan dihayati secara lebih mendalam agar nilai-nilai dan pesan-pesan al-Qur'an dan as-Sunnah benar-benar menjadi nilai hidup yang tumbuh dan mengakar dalam realitas kehidupan. Ayat-ayat al-Qur'an dan as-Sunnah tidak hanya sekedar dikutip dan menjadi dalil-dalil yang melangit yang tidak dapat dijangkau oleh peradaban manusia akan tetapi dapat dipahami secara lebih "membumi" sehingga pesan dasar al-Qur'an dan as-Sunnah sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta dapat tercapai.

Indonesia sebagai negara yang kaya raya dan melimpah sumberdaya alamnya adalah karunia yang sangat besar dari Allah swt. yang belum pernah diberikan kepada bangsa lain. Tidak salah kemudian negeri ini diistilahkan dengan sekeping tanah dari Surga (qith'ul jannah) untuk menggambarkan betapa gemah ripahnya negeri kita ini. Betapa subur makmurnya negeri kita ini, akhirnya menjadi bahan rebutan bagi bangsa-bangsa lain dimasa lalu hingga saat sekarang meski dengan strategi penjajahan yang sudah berbeda dan lebih rapi. Kalau dahulu kita dijajah oleh bangsa Eropa (Inggris, Portugis dan Belanda) dan bangsa Asia seperti Jepang dalam rangka untuk menguasai sumberdaya alamnya akan tetapi penjajahan dimasa kini bukan hanya untuk menguasai sumberdaya alam Indonesia namun juga hendak melakukan penjajahan dengan mengubah ideologi atau karakter budaya bangsa.

Bangsa Indonesia yang kenyataannya kental dengan keislaman dan dianggap penganut Islam terbesar ternyata tidak mengetahui sepenuhnya tentang hakikat penjajahan masa kini. Perang pemikiran dan berbagai ideologi non-Pancasila mencoba untuk menguasai dan mengambil alih terhadap nilai-nilai budaya Indonesia yang telah ada. Ideologi kiri yang pada umumnya diasong dari Barat seperti Markisme, Sekularisme, Liberalisme, Sosialisme, Darwinisme dan Pluralisme gencar dipasarkan melalui berbagai media yang pro dengan Barat atau minimal tidak anti dengan Barat. Ideologi kanan yang muncul dengan isu-isu agama dan aliran keagamaan seperti Wahabi, Ahmadiyah dan Syiah juga dipasarkan oleh media yang mendukung dengan ide atau cita-cita paham tersebut sehingga perang pemikiran untuk mengambil hati dan minat masyarakat Indonesia tak dapat dihindarkan mulai dari perang pemikiran atau perang dingin yang paling ringan hingga yang intensitasnya tinggi yaitu perang secara terbuka yang tidak jarang menimbulkan korban jiwa.